Peta SMKN49


Breaking News

Konten Kosong

MATERI SOAL

Category 2


free web counter

Kamis, 22 Mei 2014

SEKOLAH IMPIAN

MENJADI SEKOLAH IMPIAN
mungkinkah....?
Mengapa (calon) siswa menganggap sekolah tertentu lebih baik dari sekolah lainnya?, ternyata banyak kriteria yang menyebabkan mereka berminat untuk masuk atau menilai sekolah tersebut adalah lebih baik dari sekolah lainnya. Banyak alasan mengapa sekolah itu menjadi pilihan atau tujuan sekolahnya.

Walaupun banyak kriteria maupun alasan mereka memilih sekolahnya tersebut, ada hal-hal dasar yang menyebabkan sebuah sekolah menjadi sekolah tujuan bagi (calon) siswa. Sebut saja seorang calon siswa bernama Annisa, dia memilih sekolah ‘A’ karena;
1. Sekolah itu dekat dengan rumahnya.
2. Banyak temannya memilih sekolah yang sama dengannya.
3. Sekolah tersebut sangat baik dan bisa disebut sekolah ‘favorit’.

Itu adalah beberapa poin alasan mengapa siswa memilih sekolahnya, dan banyak alasan lainnya lagi mengapa siswa memilih sekolahnya. Tetapi ketika calon siswa diberikan pilihan untuk masuk ke sekolah favorit walaupun letaknya jauh, mereka tidak keberatan. Artinya sekolah yang dianggap favorit dimanapun sekolah itu berada bukan merupakan halangan bagi mereka, kita bisa lihat bahwa banyak masyarakat kita yang bersekolah sampai ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas di sekolah yang dia anggap terbaik atau favorit.
Untuk membentuk sebuah sekolah menjadi sekolah ‘favorit’, sekolah impian bagi calon siswa membutuhkan proses yang panjang, tapi ada hal yang mendasar yang dapat dijadikan pegangan sekolah dan mulai mengarahkan sekolahnya menjadi sekolah pilihan bagi para calon siswa. Sekolah harus memiliki ciri khusus, sekolah harus berbeda dengan sekolah lain karena setiap perbedaan atau kepemilikan ciri khusus tentu saja memiliki perhatian khusus pula bagi orang lain. Seperti contoh, ada sekolah yang terkenal karena sekolah tersebut dimana para artis sekolah di dalamnya, ada sekolah yang siswanya sebagian besar adalah para atlet, ada sekolah yang selalu memenangkan lomba pengetahuan, seni atau bidang lain. Semua itu timbul dan berawal dari dalam sekolah itu sendiri, bagaimana para personil yang berkepentingan pada sekolah tersebut memiliki pemikiran dan kemudian membentuk sekolahnya menjadi sekolah yang memiliki ciri yang menjadi salah satu andalan sekolah dalam merekrut calon-calon siswa.
Banyak cara sekolah untuk memiliki ciri khas, ada ciri khas yang sengaja dibentuk oleh sekolah itu sendiri ataupun ciri khas yang timbul dengan sendirinya. Ciri khas yang sengaja dibentuk oleh sekolah artinya sekolah membuat standar metode pendidikan tertentu yang pada akhirnya menjadi sesuatu kelebihan pada sekolah untuk dijadikan ciri khas. Sedangkan ciri khas yang timbul dengan sendirinya bisa disebabkan dampak dari penerapan metode pendidikan, misalkan sekolah memiliki standar pendidikan yang mengharuskan siswanya sudah mampu berbahasa Inggris pada saat siswa kelas 11, sehingga menyebabkan terbentuknya kebiasaan siswa-siswa di sekolah itu berkomunikasi dalam berbahasa Inggris dan menjadi ciri khas sekolah bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa sehari-hari di sekolah itu.
Kualitas sekolah dapat dinilai dari seberapa tinggi nilai-nilai suatu peraturan diterapkan, makin tinggi nilai peraturan itu dibuat, maka makin tinggi pula standar kualitas sekolah yang dimiliki. Peraturan yang dibuat tidak boleh stagnan, tidak boleh menjadi bumerang bagi sekolah itu sendiri. Biasanya peraturan tidak lepas dari pemberian sanksi bagi yang melanggar dan sanksi yang diberikan tidak boleh menjatuhkan martabat siswa bersangkutan dengan menghukum mereka yang akan membuat harga diri mereka terusik di depan rekan-rekannya, sekolah wajib menjaga harga diri/martabat siswanya. Peraturan harus berkembang dalam proses waktu tertentu. Sekolah harus pintar meningkatkan standar peraturannya secara bertahap, mereka harus mengetahui peraturan-peraturan yang mereka buat nantinya mengarah kepada tujuan dan harapan sekolah, visi dan misi. Peraturan bukan semata-mata penerapan yang dilakukan sehari-hari yang menjemukan tanpa adanya arah tujuan dari penerapan peraturan itu selain kedisiplinan semata. Contoh lain peraturan sekolah harapan adalah siswa mengikuti evaluasi belajar jangka pendek dan menengah. Pengajar yang bersangkutan memberikan tes-tes jangka pendek dan panjang untuk mengetahui dan menjamin bahwa siswa memahami setiap pelajaran yang diberikan. 
1.       SEKOLAH UMUM
Rani adalah lulusan ‘sekolah umum’, berbekal ijazah yang dia miliki mencoba untuk melamar pekerjaan pada perusahaan-perusahaan, akan tetapi apa yang dia rasakan adalah sulitnya mendapatkan pekerjaan maupun berwirausaha. Setiap kali dia melamar pekerjaan, dia harus bersaing dengan lulusan lain dan kerap gagal untuk bersaing dengan mereka. Untuk mencoba berwirausaha, dia tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan suatu usaha bahkan usaha yang sederhana sekalipun.

Sekolah umum menelurkan lulusan yang biasa-biasa saja, memiliki ijazah dengan nilai yang seadanya, kemudian selanjutnya mereka harus berkompetisi dengan ribuan lulusan dengan kemampuan yang berbeda-beda. Orang-orang yang memiliki talenta khusus mendapatkan tempatnya dengan mudah dan menyisakan pekerjaan buangan kepada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan, yaitu lulusan sekolah umum.

Sekolah umum biasanya berpedoman pada kurikulum yang ada, pengajar tidak memiliki kewajiban dan kesadaran untuk memberikan ilmu yang lebih dari sekedar kurikulum yang ada. Sekolah tidak mampu menciptakan pemikiran siswanya untuk berkembang, menciptakan kreatifitas dan pengarahan bakat yang ada pada siswa. Tanggung jawab mereka hanya kepada sekolah untuk bekerja dan mengajar, mereka enggan berkewajiban dan berkesadaran untuk bertanggung-jawab kepada siswa dalam meningkatkan kualitas hidup mereka sehingga mereka menjadi orang yang memiliki kompetensi setelah lulus dari sekolah.
Hal ini terjadi karena tidak terlihat adanya pola, visi dan misi pada sekolah umum, walaupun ada suatu visi dan misi pada suatu sekolah umum, hal itu hanyalah sekedar tempelan di dinding dan kadang misi dan visinya pun berlebihan tidak sesuai dengan keadaan sekolah dan personil yang ada di dalamnya.

Kepala sekolah dan Manajemen adalah motor atau penggerak yang seharusnya mampu merubah pandangan dari sekolah umum menjadi sekolah harapan, sekolah yang memiliki harapan lebih baik dari sekedar meluluskan siswanya 100% tapi tidak memiliki kualitas lulusan yang mampu berkompetensi di luar bahkan seharusnya lulusannya itu tidak perlu mencari pekerjaannya tetapi pekerjaan/perusahaan yang akan membutuhkannya.

Hal yang terberat untuk merubah keadaan dari pandangan sekolah umum menjadi sekolah harapan adalah memulainya. Merubah keadaan dari yang biasa atau umum menjadi hal yang baru membutuhkan keinginan yang kuat dari pihak-pihak yang berkepentingan, terutama kepala sekolah dan manajemennya.

Kepala sekolah dan Manajemen harus membentuk tim kecil yang memiliki kredebilitas dan kreatifitas berpikir untuk menemukan dan membuat pedoman kerja yang baku sebagai langkah-langkah apa saja yang harus dijalankan. Mengumpulkan bahan-bahan pertimbangan dari berbagai sumber, kemudian setelah pedoman kerja selesai dijadikan panduan, misi dan visi sekolah yang siap diaplikasikan, maka kepala sekolah menyosialisasikan kepada pengajar, staf dan siswa untuk mendukung, mengumpulkan dan mencari masukan-masukan pemikiran kreatifitas sebagai bahan tambahan penunjang berjalannya perubahan sekolah umum menjadi sekolah harapan.

Siswa adalah bagaikan lembaran kosong yang harus diisi dan diprogram oleh sekolah untuk menjadi lembaran yang bernilai. Seperti uang kertas, sekolah bisa membuat lembar kosong itu bernilai seratus rupiah, seribu rupiah atau seratus ribu rupiah atau bahkan menjadi surat berharga yang berniali tinggi. Dan untuk mencetak lembar yang bernilai itu tentunya dengan menggunakan sesuatu yang baik pula, seperti alat cetak yang baik, software yang bagus dan dikerjakan oleh operator yang handal, dan tentunya legitimasi bahwa lembar itu memang bernilai. Artinya sekolah harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai, memiliki pola pendidikan yang terarah dan terpadu, pengajar yang berdedikasi tinggi dan mendapat penilaian yang baik dari luar sekolah.

2.       SEKOLAH HARAPAN
Sekolah Harapan menciptakan lulusan yang mampu berkompetensi dengan lulusan sekolah lain, karena mereka dibekali dengan kemampuan yang khas. Mereka tidak dijadikan siswa yang pintar tapi dijadikan siswa yang cerdas, mereka tidak hanya mengetahui 1+1=2, tetapi mereka harus tahu mengapa 1+1=2. Berpikir lebih mendalam, belajar menganalisa persoalan untuk melatih pikiran mereka, sehingga bakat terpendam dan kreatifitas berpikir mereka terstimulasi dan timbul menjadi ide-ide cemerlang dan menjadikan mereka berbeda dengan yang lainnya.

Sekolah harapan harus memiliki standar pendididkan yang lebih dari biasanya, artinya selain kurikulum yang diberikan, sekolah menambahkan ekstrakurikuler wajib. Setiap siswa diberikan kewajiban menguasai satu atau lebih ekstrakurikuler yang sudah ditetapkan oleh sekolah yang sudah tercantum dan tertulis dalam buku panduan penerapan sekolah harapan.
Salah satu kewajiban ekstrakurikuler yang harus dimiliki sekolah harapan adalah siswa harus dapat menguasai satu bahasa asing, dimana sekolah memfasilitasi, membimbing dan mengajarkan mereka hingga saat kelulusannya kelak sekolah menjamin bahwa mereka menguasai bahasa yang mereka pilih. Dan siswa secara perorangan ataupun berkelompok memilih kegiatan seni atau olah raga untuk bersaing di luar sekolah, sehingga mengangkat nama sekolah dalam prestasi di luar sekolah.

Salah satu standar kelulusan yang harus diterapkan sekolah harapan adalah menguasai bahasa asing/Inggris. Sekolah harus memiliki metode pengajaran yang efektif dan terarah, menjamin bahwa dalam kurun waktu tertentu siswa sudah menguasainya.

2.1.  Metode Pengajaran Bahasa Inggris
Hasibuan, sebut saja dia adalah seorang perantau dari Kota Medan Sumatra Utara, merantau ke kota Solo Jawa Tengah. Tahukah? Setelah enam bulan merantau, dia begitu lancar berbahasa Jawa, padahal dia tidak secara formal belajar atau kursus bahasa Jawa. Artinya untuk menguasai suatu bahasa dengan cepat diperlukan beberapa hal seperti yang dialami Hasibuan, yang dapat diaplikasikan dan diterapkan di lingkungan sekolah dalam metode pembelajaran bahasa Inggris. Yang dapat diambil dari pelajaran Hasibuan adalah bahwa dia mampu menguasai bahasa Jawa dengan cepat karena;
- Lingkungan
- Keadaan/Keterpaksaan
- Kebiasaan

Lingkungan dimana kita berada akan membentuk diri kita, baik itu bahasa maupun kebiasaan-kebiasaannya. Kita secara terpaksa mengadaptasikan diri kita pada lingkungan itu.

Hal di atas sangat mungkin untuk dapat diterapkan di sekolah dengan menciptakan lingkungan, keadaan/keterpaksaan dan kebiasaan. Sekolah dapat menciptakan lingkungan dimana orang-orangnya berkomunikasi dalam bahasa Inggris yaitu dengan secara bertahap menetapkan ruang-ruang tertentu dijadikan ‘English Area’, siswa diposisikan pada keadaan keterpaksaan dengan menempeli poster atau banner dalam bahasa Inggris, memberikan undangan atau semacamnya dalam bahasa Inggris dan hal-hal apapun ditulis dalam bahasa Inggris. Sedangkan kebiasaan diciptakan dengan menjalankan metode tersebut di atas secara terus menerus oleh para pengajar atau tim pelaksana.
Siswa harus diberikan akses untuk memenuhi kebutuhannya dalam penguasaan bahasa Inggris dengan menyediakan sarana dan prasarana, tempat pelatihan di kelas secara kurikuler maupun diluar kelas berupa kursus ekstrakurikuler.

Sekolah harus mempunyai target dalam menjalankan metode pembelajaran, yaitu siswa kelas 11 semester pertama sudah harus menguasai bahasa Inggris, sehingga sekolah mempunyai waktu lebih lama untuk mengevaluasi dan menanggulangi jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan bahasa Inggrisnya. Waktu dua tahun bagi sekolah untuk mendidik siswa mampu berbahasa Inggris adalah waktu yang sangat memadai. Yang perlu disadari oleh sekolah adalah bahwa makin banyak siswa yang menguasai bahasa Igggris di sekolah maka, makin mudah pula proses penguasaan dan pembelajarannya, lingkungan yang mayoritas akan mendukung dan menstimulasi keadaan menjadi seperti yang diharapkan.

Sekolah harus memiliki metode dan pembelajaran yang terarah dan kredebilitas, artinya bahasa Inggris yang diterapkan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, jangan sampai sekolah jurusan akuntansi diberikan pembelajaran mengenai Inggris Teknik atau Mesin misalnya.

2.2.  Metode Penguasaan Bahan Kurikulum
Sering kita jumpai siswa yang menjelang ujiannya tidak memiliki percaya diri, tidak siap, sibuk belajar dengan tergesa-gesa bahkan menjelang ujiannya kesehatannya terganggu. Lalu bagaimana siswa dan pengajarnya selama tiga tahun kebelakang mempersiapkan diri untuk menghadapai hal seperti itu?. Bukankah waktu tiga tahun adalah waktu yang panjang jika digunakan untuk mempersiapkan waktu.

Banyak kesalahan yang dibuat oleh sekolah dan pengajar dalam menerapkan sistem pengajarannya. Siswa diberikan pelajaran tanpa harus tahu apa yang harus mereka tuju, mereka sekedar mengerti dengan materi saat itu, sehingga siswa tidak bisa berkompetisi dalam mencapai tujuan akhir dari suatu materi pelajarannya.“Kita tidak tahu sampai dimana kalau kita tidak tahu mau kemana”, pepatah ini harus diterapkan dalam pengajaran di sekolah. Seseorang yang hendak pergi, dia harus tahu mau kemana dia pergi, sehingga dia tidak tersesat dan lelah dalam perjalanannya.

Seorang siswa sebelum memulai pelajarannya diberikan arahan mengenai tujuan akhir pelajarannya, dia harus tahu apa yang harus dia kuasai menjelang kelulusannya, sehingga pada saatnya nanti mereka sudah siap menghadapi ujian akhirnya. Sekolah memiliki materi dan bahan ujian tahun-tahun sebelumnya sebagai salah satu acuan untuk memberikan masukan pada siswa apa yang harus mereka kuasai pada saat ujiannya nanti. Siswa diberikan informasi yang banyak mengenai materi dan bahan ujian itu dan langkah-langkah apa saja yang harus mereka lakukan untuk menguasai materi tersebut.

Sistem pengajaran yang efektif adalah pengajar tidak hanya fokus pada individu siswa semata yang nantinya sulit untuk mengawasi dan mengevaluasi mereka. Pengajar mengelompokkan mereka dalam beberapa kelompok belajar, sehingga ada persaingan terbuka antar kelompok belajar mereka sehingga mereka akan termotifasi untuk lebih aktif mencari bahan belajar untuk memajukan kelompoknya masing-masing. Jangan lupa pengajar memberikan kebebasan siswa untuk menamakan kelompoknya masing-masing sebagai prestige yang harus mereka perjuangkan dalam menjadi kelompok yang terbaik dari kelompok lainnya.

2.3.  Metode Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler
Banyak sekolah yang terangkat namanya dari hasil prestasi siswa-siswanya dibidang seni dan olah raga. Sekolah menjadi terkenal karena prestasi ekstrakurikulernya dan prestasi yang mereka raih. Ada siswa yang memiliki prestasi jauh sebelum siswa itu masuk ke sekolah, atau sekolah itu sendiri membentuk siswanya menjadi siswa yang berprestasi. Untuk itu sekolah harus mampu melihat bakat-bakat yang mereka miliki maupun melatih mereka dengan baik untuk mencapai prestasi yang maksimal. Waktu yang dimiliki siswa dan pengajar sangatlah minim untuk membina suatu prestasi, namun dengan fasilitas dan teknik berlatih yang baik, sekolah akan mampu meraih hasil yang maksimal.

Kita tahu rumus prestasi adalah berlatih yang tekun, banyak berlomba dan belajar dari kekalahan. Siswa diberikan rangsangan supaya giat dan termotivasi dalam latihan yaitu dengan mendatangkan ‘teman tanding’ sebanyak-banyaknya atau banyak mengikuti lomba di luar sekolah.

Yang perlu diperhatikan sekolah adalah memberikan dedikasi yang setinggi-tingginya bagi siswa yang berprestasi mengharumkan nama sekolah, misalnya dengan memberikan uang saku satu semester atau mengabadikan photo dan namanya pada dinding sekolah sebagai contoh bagi siswa lainnya untuk ikut berprestasi.

3.       SEKOLAH IMPIAN
Sekolah yang berstandar Sekolah Harapan dapat meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi sekolah impian, yaitu sekolah yang memiliki jaminan, sekolah menjamin sarana dan prasarana yang lebih dari cukup, sekolah menjamin tersedianya pengajar yang bermutu, sekolah menjamin bahwa lulusannya adalah yang berkualitas dengan kemampuan kompetensi lebih dari sekolah harapan. Artinya sekolah impian tidak semata memberikan dan menerapkan metode atau sistem pengajaran yang handal saja, tetapi memberikan jaminan kepada siswanya. Mereka akan memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk membekali mereka dalam persaingan terhadap lulusan sekolah-sekolah lain.

Di sekolah ini siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan saja, tapi sekolah juga mengawasi kejiwaan siswa, perilaku di luar sekolah, hubungan pergaulan sesama siswa maupun komunitas lain. Siswa yang kurang mampu bersaing atau menyerap pelajaran sekolah diperiksa oleh ahli jiwa untuk menemukan penyebab kenapa siswa kurang mampu menyerap pelajaran atau kualitasnya menurun. Itu dibutuhkan karena sekolah memang mempunyai kewajiban untuk mengantarkan siswanya kepada jaminan yang diberikan oleh sekolah yaitu jaminan lulusan yang berkualitas. Bakat dan kemampuan mereka harus benar-benar dikembangkan dan diarahkan supaya menjadi prestasi bagi dirinya dan sekolah.

Bahasa Inggris bagi siswa kelas 11 bukan merupakan bahasa asing, tapi menjadi bahasa wajib yang dipakai sehari-hari selain bahasa Indonesia. Kemudian siswa memilih sesuai kebutuhan bahasa asing lainnya sebagai bahan ekstrakurikuler wajib lainnya. Begitu juga pengetahuan lainnya, siswa diarahkan supaya memiliki hasil karya sendiri.

Hal lain yang ditawarkan oleh sekolah impian adalah cara berpikir siswa menjadi lebih kreatif, mereka tidak cuma diajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah saja, tapi juga bagaimana memahami permasalahan itu. Untuk itu peran pengajar yang bermutu sangat mutlak diperlukan, pengajar harus memiliki trik pengajaran yang kreatif.

           3.1.  Evaluasi
semua rencana dapat dijalankan sesuai dengan harapan, kadang di dalamnya banyak menemui kendala bahkan lebih buruk dari yang dibayangkan. Sesuatu dinyatakan gagal kalau kita tidak dapat menemukan penyebab dari kegagalan tersebut. Rencana yang tidak sesuai dengan yang diharapkan sebenarnya langkah peningkatan dari suatu penerapan yang ada. Sebagai contoh; ada siswa kelas 11 yang belum menguasai bahasa Inggris, setelah dilakukan investigasi oleh tim sekolah ternyata siswa itu tidak dapat menyerap metode pengajaran yang diterapkan sekolah. Maka sekolah mengevaluasi kembali metode pengajarannya atau menambah catatan untuk siswa-siswa tertentu yang tidak dapat menyerap pelajaran dengan metode yang ada.

3.2. Konsekuensi
Konsekuensi dari sekolah ini adalah pembiayaan yang tinggi, untuk itu maka sekolah harus dapat membuat sistem pengajaran yang efisien tapi efektif dan kreatif. Metode pembelajaran yang biasanya memerlukan waktu 1 semester bisa menjadi 3 bulan bahkan kurang.

4.       PEMBENTUKAN TIM
Untuk mencapai harapan-harapan di atas, langkah awal yang harus dilakukan oleh sekolah adalah kepala sekolah membentuk Tim Kecil Pengembangan Sekolah, kepala sekolah menunjuk secara pribadi orang-orang yang memiliki kemampuan.
Tugas tim kecil ini adalah;
-          menilai standar sekolah secara jujur,
-          mengumpulkan informasi mengenai kekurangan dan kelebihan sekolah,
-          menentukan sasaran prioritas,
-          menyusun program kerja prioritas jangka pendek.
Dengan 3 atau 4 orang tim pengembangan sekolah ini diharapkan sudah mampu membuat pondasi untuk melangkah menuju langkah pertama mengaplikasi program kerja yang sudah dibuat, di samping manajemen sekolah yang ada (wakil kurikulum, wakil sarpras, kesiswaan dll).

4.1 Standar Sekolah

Ada 2 standar sekolah yang harus dicatat, Standar Penilaian dan Standar Kemampuan. Contoh standar penilaian sekolah adalah sekolah memiliki nilai standar akreditasi, sekolah memiliki nilai standar persentase kelulusan siswa, sekolah memiliki nilai standar KKM dan lain-lain. Contoh Standar Kemampuan adalah sekolah memiliki dan mengerjakan sendiri alat membuat ID Card/Kartu Pelajar, Scan Lembar Jawaban Komputer (LJK), mengelola website, memonitor kelas dan ruang-ruang lain dengan CCTV yang terpadu dengan internet, memiliki server sekolah dan kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki sekolah sebagai penunjang pembelajaran.  

1 komentar:

upil mengatakan...

ga nyangkan saya bisa menemukan sebuah permata diantara bebatuan...

jarang-jarang bisa nemu artikel bermanfaat dan membuka wawasan kaya gini, sukses terus mas! ;)

Designed By VungTauZ.Com